Konsep Dasar Tes Psikologi
selamat malam bloggers :) kita mulai belajar lagi yuk ! kali ini kita belajar tentang apa saja konsep dasar dalam tes psikologi. menarik tidak ? semoga menarik juga ya buat kalian yang membaca. Selamat membaca informasi yang sangat sedikit ini dan maaf kalo ada salah kata. yuk mulai :)
Tes-tes Psikologi merupakan sebuah alat, alat yang menjadi instrumen untuk melakukan hal yang baik maupun yang buruk tergantung bagaimana cara instrumen tersebut di pergunakan. Secara tradisional, fungsi tes-tes psikologis adalah untuk mengukur perbedaan-perbedaan antara individu atau perbedaan reaksi individu yang sama terhadap berbagai situasi yang berbeda. Sampai saat ini sekolah merupakan salah satu pengguna tes terbesar.
Bagaimana sih awal mula tes psikologi dalam militer digunakan ?
Diawali dengan tes sederhana dalam Perang Dunia I, lingkup dan ragam tes-tes psikologis yang digunakan dalam situasi-situasi militer mengalami peningkatan yang luar biasa selama Perang Dunia II Maka berikutnya penelitian untuk mengembangkan tes terus berlanjut di semua cabang angkatan bersenjata.
Begitu banyak tes-tes psikologis yang beredar dalam masyarakat namun,sebenarnya apa sih tes psikologi itu ? mari kita bahas lebih lanjut
Sebenarnya tes psikologis berbicara mengenai : Sampel perilaku, Standardisasi, Pengukuran Kesulitan yang Objektif, Keandalan,dan Validitas.
Sampel Perilaku. Pada dasarnya tes psikologis adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu. Tes-tes psikologis mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi dibuat atas sampel yang kecil, namun dipilih secara hati-hati atas perilaku individu. bingung ya ? langsung ke contoh aja ya. Contohnya, tes aritmatika yang terdiri dari lima soal saja, atau yang mencakup soal-soal perkalian saja, akan menjadi alat ukur yang buruk mengenai kemampuan berhitung seseorang. Nilai diagnostik atau perdiktif tes psikologis tergantung pada sejauh mana tes menjadi indikator dari bidang perilaku yang relatif luas dan signifikan. Derajat kesamaan antara sampel tes dan perilaku yang diprediksi amatlah bervariasi. Dalam setiap tes mesti membuktikan manfaatnya melali penyajian secara empiris hubungan antara kinerja orang yang diuji pada tes dan pada situasi lainnya.
Standardisasi. Standardisasi menyiratkan keseragaman cara penyelenggaraan dan penskoran tes. Standardisasi menyangkut jumlah tempat materi yang digunakan, batas waktu, instruksi-instruksi lisan, demonstrasi awal, cara-cara menjawab pertanyaan dari peserta tes, dan setiap rincian lain atas situasi tes.
Pengukuran Kesulitan yang Objektif. Penyelenggaraan, penilaian, dan interprestasi skor adalah objektif sejauh skor-skor tak tergantug pada penilaian subjektif penguji tertentu. artinya peserta tes memperoleh skor yang sama terlepas dari siapa yang menjadi penguji.
Keandalan. Istilah "keandalan" pada dasarnya berarti konsisten artinya konsistensi skor-skor yang didapatkan oleh orang-orang yang sama ketika dites ulang dengan tes yang sama atau dengan tes yang ekuivalen dengan tes sebelumnya.
Validitas. Artinya sejauh mana tes itu berhasil mengukur apa yang memang hendak diukurnya. Penentuan validitas biasanya memerlukan kriteria independen dan eksternal tentang apapun yang menjadi sasaran dalam pengukuran tes tersebut.
Mengapa Penggunaan tes-tes Psikologi Perlu Dikendalikan ?
2 alasan utama tentang pertanyaan tersebut yaitu :
- untuk memastikan bahwa tes itudiberikan oleh penguji yang memenuhi syarat dan skor sigunakan dengan sepantasnya.
- untuk mencegah keakraban orang dengan isi tes, yang akan membuat tes itu tidak valid lagi.
Gimana ya penyelenggaraan tes itu ?
Persiapan Sebelumnya bagi para penguji. Dalam tes tidak boleh terjadi dalam hal darurat dan tidak dipersiapkan. Contoh persiapan seperti menghafal instruksi verbal yang pasti adalah hal penting dalam kebanyakan tes perorangan.
Kondisi-kondisi tes. Prosedur yang distandardisasi berlaku tak hanya pada instruksi-instruksi verbal, penentuan waktu, bahan-bahan, dan aspek-aspek tes lainnya, tetapi juga pada lingkungan tempat tes tersebut. Pemilihan ruangan yang sesuai akan membuat tes berjalan baik.
Memperkenalkan Tes: Pemahaman dan Orientasi Peserta Tes. Dalam penyelenggaraan tes, "rapor" mengacu pada upaya-upaya menguji membangkitkan minat peserta tes pada tes itu, meningkatkan kerja sama mereka, dan mendorong mereka memberikan repons secara tepat pada sasaran tes.
Sumber-Sumber Informasi Tentang Tes
Salah satu sumber penting adalah Mental Measurements Yearbok (MMY) yang didirikan oleh Oscar K.Buros dan disuntingnya pada tahun 1978. Lalu sumber yang juga penting tentang tes-tes yang diterbitkan adalah Test Collection Bibliographies yang dipersiapkan oleh Educational Test Service (ETS).
Sekian informasi sedikit dari blog saya. terimakasih sudah membaca :) semoga bermanfaat ya :)
Sumber : Anastasi,A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh (Terjemahan) Jakarta: PT.Indeks
semangat pagi :) dikolom komentar ini saya akan membahas apa saja yang sudah saya dapatkan dalam perkuliahan kemarin. selamat membaca
BalasHapusperkuliahan kemarin diawali dengan membahas literatur buku atau sumber belajar dari kami yang hampir sebagian mahasiswa dikelas menggunakan literatur dari buku yang sama, akhirnya mas seta menyarankan kami untuk menggunakan beberapa literatur minimal 5 sumber untuk membahas materi berikutnya.
dilanjutkan ke materi . kalian tau tidak mengenai tes IQ ? yang soalnya banyak banget itu loh . Tes Intelegensi yang sering kita lihat dalam bentuk kuesioner atau pertanyaan pertanyaan tertulis sebenarnya bisa juga diberikan melalui wawancara untuk subyek yang tidak bisa baca dan tulis.
sebenarnya tes Intelegensi itu bisa menaik turunkan skor individu yang di tes namun hanya skornya saja yang berubah bukan golongan yang akan didapatkan individu tersebut. Tapi hasil tes intelegensi yang relatif sama akan terjadi jika individu dalam usia dewasa karena orang-orang dewasa cenderung belajar hal-hal yang hanya disukainya saja berbeda dengan anak kecil yang cenderung ingin lebih mengetahui segalanya.
Teori dan Metodologi Penelitian harus sangat kuat jika kita ingin mengetahui tes psikologi . kenapa harus kuat ? agar jika kita ingin mengukur seseorang kita dapat mengetahui dan paham harus mengukurnya dengan tes psikologi apa . contohnya saja ketika kita ingin mengukur tes intelegensi, jika kita tidak benar-benar paham mengenai teori dan metodologi penelitian yang harus dilakukan bisa saja kita mengukur intelegensi tapi malah memberikan tes emosi yang akhirnya data tidak valid dan reliabilitas.
ada yang tau perbedaan pendidikan dan pembelajaran ?
Pendidikan terkait role model yang artinya jauh lebih luas dibanding pembelajaran karena dalam pembelajaran tidak diberikannya role model tidak seperti dalam pendidikan.
terimakasih sudah membaca komentar ini.
Sumber :
Perkuliahan Psikodiagnostik Pertemuan ke-3 , 19 Maret 2014