Tes Kemampuan Mental
selamat malam bloggers , ketemu lagi deh kita :) semoga kalian tidak merasa malas ya melihat tulisan yang sedikit ilmu ini :D
Selamat membaca yuhuuu~
Pertama-tama saya ingin mencari tau tentang apa sih "mental" itu sebenarnya dari beberapa sumber yang saya ubek-ubek di segala macam tempat sumber deh.
Mental dapat diartikan sebagai kepribadian yang dinamik pada diri seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau yang terlihat dari psikomotornya. Allport, mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi yang dinamis dari sebuah sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran dari orang tersebut. Menurut Allport, orang yang dalam keadaan sehat secara psikologis kebanyakan akan termotivasi oleh proses yang disadari, mempunyai perluasan atas rasa tentang diri, berhubungan dengan penuh kasih sayang dengan orang lain, menerima diri mereka apa adanya, mempunyai persepsi realistis mengenai dunia, serta memiliki wawasan, humor, dan filosofi kehidupan yang meluruh.
Dalam ilmu psiaktri dan psikoterapi, kata "mental" sering digunakan sebagai kata ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (attitude), dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan perilaku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya. Definisi lain mengatakan, mental adalah kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi.
apa saja ya yang mempengaruhi kepribadian kita ?
- pengalaman awal
- pengaruh budaya
- kondisi fisik
- daya tarik
- intelegensi
- emosi
- nama
- keberhasilan dan kegagalan
- pengaruh keluarga
- perubahan fisik
David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.
Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa:
- Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian, minat dan sebagainya juga mempengaruhi intelegensi seseorang).
- Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui “kelakuan intelegensinya”.
- Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemapuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan.
- Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI
- pengaruh faktor bawaan
- pengaruh faktor lingkungan
- stabilitas intelegensi dan IQ
- pengaruh faktor kematangan
- pengaruh faktor pembentukan
- minat dan pembawaan yang khas
- kebebasan
Faktor-faktor yang telah diindikasikan sebagai kemampuan mental dasar, ketujuh faktor tersebut menurut Thurstone (1938) adalah:
- Pemahaman verbal (verbal comprehension) : paling baik diukur oleh pembendaharaan kata, namun kemampuan ini juga melibatkan pemahaman bacaan dan analogi verbal.
- Kelancaran kata (word fluency): diukur dengan tes seperti anagram atau secepat mungkin menyebutkan kata yang tepat sesuai dengan kategori yang diberikan.
- Angka (Number): serupa dengan kecepatan dan akurasi dalam menghitung aritmatika sederhana.
- Ruang (Space): kemampuan memvisualisasikan objek tiga dimensi yang dirotas atau dibuka perbagian..
- Memori asosiatif (Assosiative memory): kemampuan yang berhubungan dengan memori seperti bagaimana membuat asosiasi dari hal-hal yang tidak berhubungan.
- Kecepatan perseptual (Perceptual space): meliputi tugas-tugas administratif sederhana seperti mencari persamaan dan perbedaan pada suatu detail visual.
- Penalaran induktif( Inductive reasoning): faktor ini diukur dengan kemampuan menemukan sebuah pola seperti pada tesbmelengkapi urutan angka.
Thurstone (1938) mempublikasikan Tes Kemampuan Mental Dasar (Primary Mental Abilities Test / PMA) yang terdiri dari subtes-subtes berbeda yang masing-masing digunakan untuk mengukur satu PMA. Thurstone dan Spearmen memiliki penekanan yang berbeda, Spearmen mempercayai g sebagai penentu korelasi antarskor tes dan group factors memiliki peranan yang kecil sementara Thurstone mempercayai hal sebaliknya.
Schaie (1985) telah merevisi dan memodifikasi tes kemampuan mental dasar (tes PMA), beliau melaporkan bahwa beberapa PMA menujukkan sedikit perubahan siring bertambahnya usia seseorang sementara beberapa PMA lainnya mengalami penurunan saat menginjak usia lanjut.
Berikut ini beberapa jenis alat tes yang digunakan untuk mendiagnosis seseorang, yaitu :
- Tes Rorschach . Digunakan untuk mendeteksi masalah-masalah psikologis seperti gangguan pikiran terutama dalam kasus ketika pasien enggan menyatakan proses perpikir mereka secara terbuka. Tes ini dinamakan sesuai dengan nama penciptanya, Psikologi asal Swiss yang bernama Hermann Rorschach. Dasar pemikiran dalam tes ini : Asumsi, Bercak tinta, dan Tujuan utama. Bentuk skoring dalam tes ini : Location, Determinant, Content, Popular-Original (P-O), From Level Rating (FLR).
- Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventoy (MMPI). Digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang, terutama gangguan-gangguan psikologis yang ada di dalam diri seseorang, seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kebohongan, dan sebagainya. Perancang tes MMPI adalah R.Starke Hathaway, PHD, dan J.C.McKinley,MD. Jenis-jenis skala dalam tes ini seperti : skala validitas, skala klinis, skala content, dan skala supplementary
sekian informasi sedikit dari saya, sampai jumpa lagi ya :)
Sumber :
- Anastasi,A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh (Terjemahan) Jakarta: PT.Indeks
- Feist, J & Feist, G (2009). Teori Kepribadian, Edisi ke Tujuh Jakarta:PT.Salemba Humanika
- Gregory, R,J (2013). Tes Psikologi Sejarah, Prinsip, dan Aplikasinya, Edisi ke Enam Jilid ke Satu Jakarta:PT.Erlangga
Referensi Lain :
- http://www.psychologymania.com/2011/09/intelegensi-manusia.html
- http://www.psikologizone.com/faktor-mempengaruhi-perubahan-kepribadian/06511557
