Minggu, 30 Maret 2014

Materi Psikodiagnostik 1 #5

Tes Kemampuan Mental

selamat malam bloggers , ketemu lagi deh kita :) semoga kalian tidak merasa malas ya melihat tulisan yang sedikit ilmu ini :D
Selamat membaca yuhuuu~

Pertama-tama saya ingin mencari tau tentang apa sih "mental" itu sebenarnya dari beberapa sumber yang saya ubek-ubek di segala macam tempat sumber deh.
Mental dapat diartikan sebagai kepribadian yang dinamik pada diri seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau yang terlihat dari psikomotornya. Allport, mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi yang dinamis dari sebuah sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran dari orang tersebut. Menurut Allport, orang yang dalam keadaan sehat secara psikologis kebanyakan akan termotivasi oleh proses yang disadari, mempunyai perluasan atas rasa tentang diri, berhubungan dengan penuh kasih sayang dengan orang lain, menerima diri mereka apa adanya, mempunyai persepsi realistis mengenai dunia, serta memiliki wawasan, humor, dan filosofi kehidupan yang meluruh.

Dalam ilmu psiaktri dan psikoterapi, kata "mental" sering digunakan sebagai kata ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (attitude), dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan perilaku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya. Definisi lain mengatakan, mental adalah kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi.

apa saja ya yang mempengaruhi kepribadian kita ?

  1. pengalaman awal
  2. pengaruh budaya
  3. kondisi fisik
  4. daya tarik
  5. intelegensi
  6. emosi
  7. nama
  8. keberhasilan dan kegagalan
  9. pengaruh keluarga
  10. perubahan fisik


David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.
Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa:
  1. Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian, minat dan sebagainya juga mempengaruhi intelegensi seseorang). 
  2. Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui “kelakuan intelegensinya”. 
  3. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemapuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan. 
  4. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI
  1. pengaruh faktor bawaan
  2. pengaruh faktor lingkungan
  3. stabilitas intelegensi dan IQ
  4. pengaruh faktor kematangan
  5. pengaruh faktor pembentukan
  6. minat dan pembawaan yang khas
  7. kebebasan
Faktor-faktor yang telah diindikasikan sebagai kemampuan mental dasar, ketujuh faktor tersebut menurut Thurstone (1938) adalah:

  • Pemahaman verbal (verbal comprehension) : paling baik diukur oleh pembendaharaan kata, namun kemampuan ini juga melibatkan pemahaman bacaan dan analogi verbal.
  • Kelancaran kata (word fluency): diukur dengan tes seperti anagram atau secepat mungkin menyebutkan kata yang tepat sesuai dengan kategori yang diberikan.
  • Angka (Number): serupa dengan kecepatan dan akurasi dalam menghitung aritmatika sederhana.
  • Ruang (Space): kemampuan memvisualisasikan objek tiga dimensi yang dirotas atau dibuka perbagian..
  • Memori asosiatif (Assosiative memory): kemampuan yang berhubungan dengan memori seperti bagaimana membuat asosiasi dari hal-hal yang tidak berhubungan.
  • Kecepatan perseptual (Perceptual space): meliputi tugas-tugas administratif sederhana seperti mencari persamaan dan perbedaan pada suatu detail visual.
  • Penalaran induktif( Inductive reasoning): faktor ini diukur dengan kemampuan menemukan sebuah pola seperti pada tesbmelengkapi urutan angka.
Thurstone (1938) mempublikasikan Tes Kemampuan Mental Dasar (Primary Mental Abilities Test / PMA) yang terdiri dari subtes-subtes berbeda yang masing-masing digunakan untuk mengukur satu PMA. Thurstone dan Spearmen memiliki penekanan yang berbeda, Spearmen mempercayai g sebagai penentu korelasi antarskor tes dan group factors memiliki peranan yang kecil sementara Thurstone mempercayai hal sebaliknya.
Schaie (1985) telah merevisi dan memodifikasi tes kemampuan mental dasar (tes PMA), beliau melaporkan bahwa beberapa PMA menujukkan sedikit perubahan siring bertambahnya usia seseorang sementara beberapa PMA lainnya mengalami penurunan saat menginjak usia lanjut.

Berikut ini beberapa jenis alat tes yang digunakan untuk mendiagnosis seseorang, yaitu :
  1. Tes Rorschach . Digunakan untuk mendeteksi masalah-masalah psikologis seperti gangguan pikiran terutama dalam kasus ketika pasien enggan menyatakan proses perpikir mereka secara terbuka. Tes ini dinamakan sesuai dengan nama penciptanya, Psikologi asal Swiss yang bernama Hermann Rorschach. Dasar pemikiran dalam tes ini : Asumsi, Bercak tinta, dan Tujuan utama. Bentuk skoring dalam tes ini : Location, Determinant, Content, Popular-Original (P-O), From Level Rating (FLR).
  2. Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventoy (MMPI). Digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang, terutama gangguan-gangguan psikologis yang ada di dalam diri seseorang, seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kebohongan, dan sebagainya. Perancang tes MMPI adalah R.Starke Hathaway, PHD, dan J.C.McKinley,MD. Jenis-jenis skala dalam tes ini seperti : skala validitas, skala klinis, skala content, dan skala supplementary

sekian informasi sedikit dari saya, sampai jumpa lagi ya :)

Sumber :

  • Anastasi,A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh (Terjemahan) Jakarta: PT.Indeks
  • Feist, J & Feist, G (2009). Teori Kepribadian, Edisi ke Tujuh Jakarta:PT.Salemba Humanika
  • Gregory, R,J (2013). Tes Psikologi Sejarah, Prinsip, dan Aplikasinya, Edisi ke Enam Jilid ke Satu Jakarta:PT.Erlangga
Referensi Lain :

  • http://www.psychologymania.com/2011/09/intelegensi-manusia.html
  • http://www.psikologizone.com/faktor-mempengaruhi-perubahan-kepribadian/06511557

Minggu, 23 Maret 2014

Materi Psikodiagnostik 1 #4

Tes Individual dan Tes Minat

Saatnya mencari cari materi niiihhh . ngubek ngubek segala sumber deh ini buat para pembaca semangat membaca yaa :) walaupun sebenarnya saya pun tidak terlalu paham dengan pembahasan ini tapi dinikmati saja ya tulisannya :) selamat membaca bloggers :D

awalnya kita bahas dulu apa sih "Tes" itu sebenarnya .
Dalam buku Saifuddin Azwar pada tahun 1987 dengan judul “Test Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar”, suatu tes tidak lain dari sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis  tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subyek melakukan tugasnya.
Pengertian lain yang muncul dari Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku.

Lalu kalau pengertian tes itu sendiri sudah, jadi sebenarnya apa tes individual ?
Tes individual terdiri dari tes intelegensi, tes kepribadian, tes kemampuan dll. Semua tes tersebut akan menggambarkan karakteristik masing-masing individu dalam berbagai aspek yang ingin diketahui.

  • Tes Intelegensi adalah tes yang digunakan untuk menghitung tingkat intelegensi seseorang. Sedangkan intelegensi itu sendiri adalah kapasitas untuk memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan akal secara efektif saat menghadapi tantangan. Tes ini telah memberikan keuntungan yang besar untuk mengidentifikasi para mahasiswa yang memerlukan perhatian khusus di sekolah, mendiagnosis kesulitan kognitif dan membantu seseorang membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan secara optimal. 

Tes Intelegensi individual, beberapa di antaranya: 
  1. Stanford – Binet Intelegence Scale. 
  2. Wechster – Bellevue Intelegence Scale (WBIS) 
  3. Wechster – Intelegence Scale For Children (WISC) 
  4. Wechster – Ault Intelegence Scale (WAIS) 
  5. Wechster Preschool and Prymary Scale of Intelegence (WPPSI)
Ada kalsifikasi atau standar tingkat IQ yang cukup berpengaruh yaitu klasifikasi dari Wechsler yang menciptakan tes WISC yang diperuntukan bagi anak-anak pada tahun 1949. Adapun kalsifikasi IQ-nya.
Name
IQ
Very superior
130 +
Superior
120 – 129
Bright normal
110 – 119
Average
90 – 109
Dull normal
80 – 89
Borderline
70 – 79
Mental defective
69 and below
(Harriman, 1958)

  • Tes Kepribadian adalah seperangkat alat tes yang disusun untuk mendeskripsikan bagaimana kecenderungan seseorang bertingkah laku. Tes kepribadian sebenarnya adalah deskripsi kualitatif dari kepribadian, bukannya deskripsi kuantitatif (angka-angka), karena sebenarnya kepribadian tidak dapat diukur, tetapi hanya dapat dideskripsikan. Kepribadian itu sendiri adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif permanen dan memberikan, baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang. Tes kepribadian bisa menggunakan media gambar atau menggunakan kuesioner.

Nah tadi sudah saya bahas sedikit sekali mengenai tes individu, sekarang kita cari tahu yuk mengenai tes minat. Apa itu ya ?
Tes Minat 
Tes minat mengungkapkan reaksi seseorang terhadap berbagai situasi yang secara keseluruhan akan mencerminkan minatnya. Minat yang terungkap melalui tes minat ini seringkali menunjukkan minat yang lebih mewakili daripada minat yang sekedar dinyatakan yang biasanya bukan merupakan minat yang sesungguhnya. 

Secara umum, inventori minat membandingkan minat yang diungkapkan dari seorang individu dengan minat orang-orang pada umumnya dalam pekerjaan yang berbeda. 

Hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan yaitu, konseling karier, konseling pekerjaan, penjurusan siswa sekolah lanjutan, dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan pelatihan .
  1. Konseling Karier . Hasil dalam tes minat yang digunakan dalam konseling karier biasanya untuk siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) . Kegunaan hasil tes minat bagi siswa SMA adalah untuk menunjukkan bidang pekerjaan secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternative bidang pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang pekerjaan yang lebih jelas.
  2. Konseling Pekerjaan. Hasil tes minat digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah untuk mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai. Selain itu tes minatdapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan kepuasan kerja karyawan.
  3. Penjurusan Siswa. Contohnya ketika kita duduk di bangku SMA kelas 1, kita akan diberikan tes untuk mengetahui minat jurusan IPA atau IPS untuk tingkatan kelas 2 dan 3 SMA.
  4. Perencanaan bacaan pendidikan. Tes minat berfungsi untuk mengetahui jenis-jenis buku bacaan yang diminati oleh mayoritas siswa.
Macam-macam tes minat :

  • SVIB (Strong Vocational Interest Blank)
  • SCII (Strong Campbell Interest Inventory)
  • KOIS (Kuder Occupational Interest Survey). Menyediakan skor pekerjaan dan 10 skor minat dasar yang homogen dan luas, diberi label Vocational Interest Estimates (VIE). VIE adalah skor-skor persentil yang ditarik dari skala-skala pendek yang ekuivalen pada 10 skor bidang minat Kuder Preference Record. Skor-skor ini juga bisa dikonversikan ke kode tema Holland R-I-A-S-E-C (Realistis, Investigatif, Artistik, Social, Entrepreneurship, Conventional).
  • MVII (Minnesota Vocational Interest Inventory)
Sekian informasi yang sangat sedikit ini, karena saya juga masih bingung jadi yang saya bisa berikan baru segini deh . terimakasih sudah membaca :)
Sumber :
  • Anastasi,A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh(Terjemahan) Jakarta: PT.Indeks
  • Feist, J & Feist, G (2009). Teori Kepribadian, Edisi ke Tujuh Jakarta : PT Salemba Humanika
  • Feldman, R.S. (2012). Pengantar Psikologi , Edisi ke Sepuluh (Terjemahan).Jakarta:PT Salemba Humanika
Referensi :
  • https://www.academia.edu/6217148/TES_PSIKOLOGI_Tes_Inteligensi_dan_Tes_Bakat
  • http://www.psychologymania.com/2012/04/tes-kepribadian-personality-test.html
  • http://www.psychologymania.com/2010/04/sejarah-pengukuran-intelegensi-jenis.html
  • http://www.psikologizone.com/pengertian-definisi-tes-dalam-psikologi/06511341

Jumat, 21 Maret 2014

Sebuah Fenomena

widiiihh dari judulnya sudah bisa di tebak kan ? ya minggu ini memang ada 4 tugas sekaligus yang harus saya kerjakan jadi jangan bosan bosan melihat post saya di blog ya bloggers :)
ayo kita mau bahas apa ya ? fenomena niihh fenomena . penasaran gak fenomenanya apa ?
Jadi mas Seta mempertanyakan sebuah fenomena yang gak asing lagi, yaitu mengenai "keterlambatan".
Pertanyaannya itu :

  • kenapa ya mahasiswa menjadi lebih sering terlambat ? padahal ketika jadi siswa (SD,SMP,dan SMA) selalu datang tepat waktu.
  • apakah terdapat hubungan kedisiplinan dengan prestasi belajar mahasiswa ?
Dua pertanyaan ini niih yang harus kita bahas dan sambungkan dalam teori.
Menurut salah satu jurnal yang saya baca mengemukakan salah satu faktor fenomena ini adalah adanya pergaulan remaja saat ini, yang mereka kebanyakan masih berstatus sebagai pelajar adalah dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pergaulan mereka. Atau lebih sering disebut dengan kelompok sebaya atau peer group. Kelompok-kelompok seperti ini mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan remaja/anak tersebut. Peer group dapat memberikan pengaruh yang baik pada para anggotanya, seperti dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih baik, untuk berprestasi lebih baik dan sebagainya. Kelompok juga dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap anggotanya, misalnya : karena teman-temannya merokok dan tidak ingin dikatakan "cemen" atau sebagainya, anak yang sebelumnya tidak merokok berubah menjadi seorang perokok.

Dari pendahuluan fenomena sebuah jurnal tersebut saya akan mengaitkannya dengan teori belajar tradisional behaviorisme. Menurut tokoh B.F Skinner tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh stimulus saja, tidak ada faktor perantara lainnya. Skinner menyebut bahwa apabila perilaku yang dilakukan mendapatkan penguat maka, perilaku tersebut akan terus di pertahankan. Contohnya ketika seorang mahasiswa datang tidak tepat waktu pada mata kuliah filsafat, lalu dosen filsafat tidak memberikan hukuman atau teguran dan hanya diam saja maka mahasiswa tersebut akan terus mengulang perilakunya karena ia sudah belajar untuk terlambat dan diberikan penguat oleh dosen dengan tidak menegurya. Hal ini berbeda saat kita berada di masa sekolah yang saat kita datang terlambat akan ada guru piket yang mencatat, hukuman bahkan guru bk yang akan memanggil kita saat perilaku terlambat tersebut terus berulang.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku yang diberikan reward (penguat) dan punishment (hukuman) akan berpengaruh pada perilaku kita setelahnya.

pertanyaan pertama dalam fenomena ini sudah saya coba untuk menjawabnya. sekarang pertanyaan kedua nih. "apakah terdapat hubungan kedisiplinan dengan prestasi belajar mahasiswa ?"

Dalam latar belakang dengan jurnal yang sama mengatakan bahwa :
Seorang siswa yang mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi akan mengikuti dan menaati peraturan sekolah secara baik dengan kesadaran diri untuk melaksanakan peraturan tersebut, dan anak melaksanakan hukuman apabila melakukan kesalahan. Kedisiplinan belajar tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan adanya bantuan dari pendidikan, baik orang tua, guru maupun masyarakat. Dengan disiplin belajar yang tinggi, diharapkan meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang baik dan maksimal tidak dapat diperoleh dengan cara yang instan, tetapi harus dengan usaha yang keras dan tidak kenal lelah. Dengan prestasi yang tinggi, maka dia akan dipandang lebih tinggi daripada siswa lainnya. Dengan prestasi yang lebih tinggi pula, siswa dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk dapat mencapai keinginannya dan masa depan yang lebih cerah.

Dari latar belakang dalam jurnal tersebut saya berpendapat bahwa terdapat hubungan kedisiplinan dengan prestasi belajar pada mahasiswa. karena ketika kita datang terlambat otomatis kita akan tertinggal dalam pembelajaran dan secara tidak langsung pengetahuan yang didapat dikelas tidak sesempurna mahasiswa lain yang tidak datang terlambat.

Sumber :
Restu Nova Riana (2010). Pengaruh antara kedisiplinan belajar dan pergaulan teman sebaya terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Dalam link : http://ebookbrowsee.net/a210060179-pdf-d184582022

Sarwono, W.S. (2002).Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi.Jakarta:PT Bulan Bintang

Feldman, R.S. (2012). Pengantar Psikologi , Edisi ke Sepuluh (Terjemahan).Jakarta:PT Salemba Humanika

Kamis, 20 Maret 2014

Arti sebuah foto

Selamat malam bloggers :) kali ini bukan lagi ngebahas materi baru nih melainkan ingin melaksanakan tugas yang lain . Tugas kali ini agak berbau foto nih karena kita semua disuruh mas seta ke sebuah pameran foto ukm photo up dan mengambil satu foto untuk diamati . oke kita coba yaa :)



Lihat foto itu , foto ini diambil oleh seorang mahasiswa yang bergabung dalam ukm photo up. Nama mahasiswa tersebut adalah Satria, dan ia memberikan judul foto tersebut "Demi Sesuap Nasi". Foto diatas akan saya kaitkan dengan salah satu teori dalam psikologi yaitu teori Psikoanalitik dari Erik Erikson.
Dalam teorinya Erikson mengacu kedelapan tahapannya yang disebut tahapan psikososial (psychosocial stage) namun ia tidak pernah meninggalkan aspek biologis dalam perkembangan manusia.
Menurut Erikson, perkembangan kepribadian ditandai oleh krisis identitas yang beliau sebut sebagai "titik balik, yaitu periode krusial akan meningkatnya kerapuhan dan memuncaknya potensi". Dari kedelapan tahapan perkembangan Erikson menurut saya kakek tersebut ada dalam tahapan usia lanjut memiliki krisis psikososial mengenai integritas vs keputusasaan.
mengapa saya kaitkan dengan itu ? karena menurut saya kakek tersebut telah merasa keputusasaan, merasa segala yang beliau harapkan tidak terpenuhi dan merasa dirinya tidak berguna. Perasaan akan kebutuhan kasih sayang, kebahagiaan yang seharusnya ia dapatkan di masa tuanya tidak ia dapatkan melainkan ia harus tetap bekerja memenuhi kebutuhannya karena kakek tersebut merasa kalau ia tidak bekerja ia akan lebih merasa dirinya tidak berguna dalam keluarga.

Namun itu hanyalah pendapat saya apabila terjadi kesalahan mohon dimaafkan . terimakasih :)

Sumber :
Feist, J & Feist, G (2009). Teori Kepribadian, Edisi ke Tujuh Jakarta : PT Salemba Humanika

Minggu, 16 Maret 2014

Materi Psikodiagnostik 1 #3

Konsep Dasar Tes Psikologi

selamat malam bloggers :) kita mulai belajar lagi yuk ! kali ini kita belajar tentang apa saja konsep dasar dalam tes psikologi. menarik tidak ? semoga menarik juga ya buat kalian yang membaca. Selamat membaca informasi yang sangat sedikit ini dan maaf kalo ada salah kata. yuk mulai :)

Tes-tes Psikologi merupakan sebuah alat, alat yang menjadi instrumen untuk melakukan hal yang baik maupun yang buruk tergantung bagaimana cara instrumen tersebut di pergunakan. Secara tradisional, fungsi tes-tes psikologis adalah untuk mengukur perbedaan-perbedaan antara individu atau perbedaan reaksi individu yang sama terhadap berbagai situasi yang berbeda. Sampai saat ini sekolah merupakan salah satu pengguna tes terbesar.

Bagaimana sih awal mula tes psikologi dalam militer digunakan ?
Diawali dengan tes sederhana dalam Perang Dunia I, lingkup dan ragam tes-tes psikologis yang digunakan dalam situasi-situasi militer mengalami peningkatan yang luar biasa selama Perang Dunia II Maka berikutnya penelitian untuk mengembangkan tes terus berlanjut di semua cabang angkatan bersenjata.

Begitu banyak tes-tes psikologis yang beredar dalam masyarakat namun,sebenarnya apa sih tes psikologi itu ? mari kita bahas lebih lanjut

Sebenarnya tes psikologis berbicara mengenai : Sampel perilaku, Standardisasi, Pengukuran Kesulitan yang Objektif, Keandalan,dan  Validitas. 

Sampel Perilaku. Pada dasarnya tes psikologis adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu. Tes-tes psikologis mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi dibuat atas sampel yang kecil, namun dipilih secara hati-hati atas perilaku individu. bingung ya ? langsung ke contoh aja ya. Contohnya, tes aritmatika yang terdiri dari lima soal saja, atau yang mencakup soal-soal perkalian saja, akan menjadi alat ukur yang buruk mengenai kemampuan berhitung seseorang. Nilai diagnostik atau perdiktif tes psikologis tergantung pada sejauh mana tes menjadi indikator dari bidang perilaku yang relatif luas dan signifikan. Derajat kesamaan antara sampel tes dan perilaku yang diprediksi amatlah bervariasi. Dalam setiap tes mesti membuktikan manfaatnya melali penyajian secara empiris hubungan antara kinerja orang yang diuji pada tes dan pada situasi lainnya.

Standardisasi. Standardisasi menyiratkan keseragaman cara penyelenggaraan dan penskoran tes. Standardisasi menyangkut jumlah tempat materi yang digunakan, batas waktu, instruksi-instruksi lisan, demonstrasi awal, cara-cara menjawab pertanyaan dari peserta tes, dan setiap rincian lain atas situasi tes.

Pengukuran Kesulitan yang Objektif. Penyelenggaraan, penilaian, dan interprestasi skor adalah objektif sejauh skor-skor tak tergantug pada penilaian subjektif penguji tertentu. artinya peserta tes memperoleh skor yang sama terlepas dari siapa yang menjadi penguji. 

Keandalan. Istilah "keandalan" pada dasarnya berarti konsisten artinya konsistensi skor-skor yang didapatkan oleh orang-orang yang sama ketika dites ulang dengan tes yang sama atau dengan tes yang ekuivalen dengan tes sebelumnya.

Validitas. Artinya sejauh mana tes itu berhasil mengukur apa yang memang hendak diukurnya. Penentuan validitas biasanya memerlukan kriteria independen dan eksternal tentang apapun yang menjadi sasaran dalam pengukuran tes tersebut.

Mengapa Penggunaan tes-tes Psikologi Perlu Dikendalikan ?
2 alasan utama tentang pertanyaan tersebut yaitu :

  1. untuk memastikan bahwa tes itudiberikan oleh penguji yang memenuhi syarat dan skor sigunakan dengan sepantasnya.
  2. untuk mencegah keakraban orang dengan isi tes, yang akan membuat tes itu tidak valid lagi.
Gimana ya penyelenggaraan tes itu ?

Persiapan Sebelumnya bagi para penguji. Dalam tes tidak boleh terjadi dalam hal darurat dan tidak dipersiapkan. Contoh persiapan seperti menghafal instruksi verbal yang pasti adalah hal penting dalam kebanyakan tes perorangan.
Kondisi-kondisi tes. Prosedur yang distandardisasi berlaku tak hanya pada instruksi-instruksi verbal, penentuan waktu, bahan-bahan, dan aspek-aspek tes lainnya, tetapi juga pada lingkungan tempat tes tersebut. Pemilihan ruangan yang sesuai akan membuat tes berjalan baik.
Memperkenalkan Tes: Pemahaman dan Orientasi Peserta Tes. Dalam penyelenggaraan tes, "rapor" mengacu pada upaya-upaya menguji membangkitkan minat peserta tes pada tes itu, meningkatkan kerja sama mereka, dan mendorong mereka memberikan repons secara tepat pada sasaran tes.

Sumber-Sumber Informasi Tentang Tes
Salah satu sumber penting adalah Mental Measurements Yearbok (MMY) yang didirikan oleh Oscar K.Buros dan disuntingnya pada tahun 1978. Lalu sumber yang juga penting tentang tes-tes yang diterbitkan adalah Test Collection Bibliographies yang dipersiapkan oleh Educational Test Service (ETS). 

Sekian informasi sedikit dari blog saya. terimakasih sudah membaca :) semoga bermanfaat ya :)

Sumber : Anastasi,A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh (Terjemahan) Jakarta: PT.Indeks

Minggu, 09 Maret 2014

Materi Psikodiagnostik 1

Psikodiagnostik dan Psikodeferensial

selamat malam bloggers :) malam ini berbeda nih belajarnya . mandiri banget bukan hanya mere-view saja . kali ini saya dan teman teman diharuskan mencari bahan terlebih dahulu jadi yuk kita cari dari narasumber yang terpercaya buat yang terpilih maaf ya kalo diambil ilmunya. yuk mulai

psikodiagnostik .... apa ya itu ?
menurut beberapa sumber yang saya cari, saya rasa ini cukup mewakili.
Pengertian Psikodiagnostik terbagi 2 :
secara sempit : Psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari tentang cara untuk mengetahui keadaan penyakit / kelainan jiwa. yang mengemukakan ini adalah Herman Roscharch.
secara luas : Psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk mengetahui keadaan jiwa seseorang. Baik kekurangan, penyakit, ataupun kelebihannya.

Menurut James Drever (1971) (dari file.upi.edu) :
Psikodiagnostik adalah usaha untuk mengukur karakteristik individu melalui pengamatan terhadap gambaran eksternal , misalnya fisiognomi , kraniologi, grafologi, studi tentang suara, cara berjalan/bergerak, dsb.

Aplikasi Psikodiagnostik :

  • bidang klinis ( untuk terapi jiwa)
  • bidang pendidikan ( untuk seleksi pendidikan, bimbingan belajar)
  • bidang industri ( untuk seleksi tenaga kerja)
  • research
apakah hubungan psikodiagnostik dengan psikodiferensial ?
yaitu terdapat perbedaan individu yang menjadi dasar dari psikodiagnostik, tanpa adanya perbedaan individu, tidak akan dilakukan assesmen psikologi.

apa sih tujuan dari psikodiagnostik ?
  1. klasifikasi , untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan, perkembangan anak, klinis dan industri.
  2. deskripsi, penggambaran yang lebih intensif dari subyek.
  3. prediksi, untuk meramalkan klien.
teknik-teknik untuk mendapatkan data deksripsi kepribadian seseorang, seperti : wawancara, observasi, analisa dokumen pribadi (otobiografi, boigrafi, buku harian, surat pribadi, dsb) dan test psikologi.

sekian blog materi ini walaupun cuma sedikit semoga bermanfaat ya :)
sumber :
  • http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/197803122005012-ITA_JUWITANINGRUM/1._sejarah_pengertian_%26_kedudukan_PD.pdf
  • http://www.scribd.com/doc/78039804/Defenisi-Psikodiagnostik
  • http://www.docstoc.com/docs/41359662/psikodiagnostik-pengantar
  • http://www.slideshare.net/elmakrufi/pengantar-psikodiagnostik

Rabu, 05 Maret 2014

psikodiagnostik 1 (pertemuan pertama yipiii)

selamat malam bloggers :)
malam yang cerah untuk kita me-review mata kuliah hari ini .
awal masuk nih masih minggu - minggu pertama setelah kita semua bermalas-malasan dirumah karena LIBUR . kenapa di capslock ? ya siapa sih ya yang ga seneng denger itu kata walaupun itu kata kalau kebanyakan juga bisa membuat ruangan di otak kita berdebu -_- sudah lah ini hanya selingan

RABU manis karena hari ini hanya satu mata kuliah yang bernama PSIKODIAGNOSTIK 1 dan yang berarti matkul ini akan seperti sinetron yang ada di televisi sampai akhirnya yang ke 3.
mata kuliah ini akan selalu di temani oleh dosen lelaki yang bernama Mas SETA, beliau menganggap dirinya sebagai fasilitator kami mahasiswa dan bukan hanya sebagai pengajar.
kuliah siang kali ini sering dibilang pengenalan karena ya memang baru awal pertemuan.

waktu penunjukkan pukul 12.34 teng  teng teng !!!!
kuliah pun dimulai ya walaupun pertemuan pertama ternyata masih banyak yang tidak semangat datang dan masih banyak yang datang telat duh padahal kan awal masuk ya.
sebelum kelas dimulai mas seta memimpin kami semua untuk berdoa terlebih dahulu, berdoa dimulai .....amiinnn
saatnya kelas dimulai  ! mas seta langsung memperkenalkan kami semua dengan aturan kelas yang baru, berikut aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh kami semua :

  1. mengenai absen yang sangat sensitif sekali (maklum mahasiswa) , 3x jatah bolos kalo menurut aku sih . nah jatah bolos ini menyangkut untuk izin,sakit,bolos+telat (nah loh telat termaksud kan dan toleransi keterlambatan yang diberikan oleh mas seta HANYA 30 menit saja setelah lebih dari itu tidak diperkenankan untuk absen) . 
  2. kehadiran dibawah 75% akan langsung mendapatkan oleh-oleh cantik dari mas seta yang disebut "Nilai D" yang artinya harus mengulang mata kuliah kembali .
  3. tugas individu mengenai  Blog. untuk hari ini blog yang akan di review dan di publish hanya diberikan waktu 1 hari atau 24 jam (so jangan lupa ya yg belum publish dan sedang membaca ini). selanjutnya blog-blog untuk materi berikut berikutnya akan dibuat sebelum pertemuan yang akan datang dengan toleransi waktu yang diberikan hanya 4 hari. Setelah selesai pertemuan materi yang sebelumnya diulas mahasiswa diwajibkan untuk memberikan komentar atau tambahan ke dalam materi yg sudah dibahas di kelas.
  4. tidak ada kerja kelompok
  5. dosen mas seta hanya sebagai fasilitator dan mahasiswa lah yang harus berdiskusi .
  6. tempat duduk dibentuk lingkaran sehingga memudahkan dalam berdiskusi.

persentase nilai nih :
X (hadir, tugas,diskusi) = 60%
UTS                            = 20 %
UAS                           = 20%

jadi apa pengertian dari psikodiagnostik ? (tetoot diem semua)
tapi tidak semua diam sih ada beberapa mahasiswa yang mencoba mengira-ngira arti dari psikodiagnostik.
setelah menunggu beberapa lama sepertinya mas seta sudah menyeran dan akhirnya menjelaskan dengan cara mudahnya mengenai apa itu psikodiagnostik.
Psikodiagnostik terdiri dari 2 kata, yakni : Psikologi dan Diagnostik.

Psikologi sendiri memiliki arti, yakni : Psiko yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Maka secara harafiah dapat diartikan bahwa Psikologi adalah ilmu tentang jiwa melalui perilaku yang terlihat.
Perilaku adalah hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya dengan proses belajar. Perilaku yang dilihat adalah perilaku yang biasanya menetap.

Diagnostik sendiri berarti Pencarian sesuatu untuk mendapatkan sebuah pengetahuan.

Dalam proses diagnosis diharapkan dapat :
  1. Discribe = menggambarkan masalah
  2. Explain = menjelaskan suatu masalah, sebab-sebab nya
  3. Predict = memprediksi
  4. Control = Mengarahkan
kondisi manusia itu sendiri tak akan pernah lepas dari masalah sosial.

Disela - sela menyampaikan materi mas Seta juga memberikan kami 2 quotes :
"Waktu itu adalah hadiah dan bukan hanya sebuah hak kita"

"manusia bukanlah angka, tetapi manusia merupakan makhluk unik"

sekiar review dari saya . selamat membaca :)
Sumber : Pembelajaran dari Mas Seta di kelas (05.03.2014)

Senin, 03 Maret 2014

sebuah kata membingungkan

sahabat
kalian tak pernah sadar bahwa selain keluarga ada orang orang yang tak pernah sekalipun berhenti mendukungmu walau terkadang tingkahmu sendiri yang membuat mereka lelah disampingmu.
selamat malam sahabat , sebuah kata yang sebenarnya tak pernah benar benar berarti kalau kita tak menyadari kehadiran mereka.
jujur saja aku tak pernah benar benar mengerti arti kata ini karena yang ku tahu hanya aku harus berteman dan baik pada semua orang (ini yang diajarkan keluarga dan guru).
lalu apa bedanya teman dan sahabat ?
lalu musuh ?
kata kata itulah yang selalu menjadi bahan ku merenung karena jujur aku sampai sekarang tak pernah benar benar mengerti perbedaan dan persamaan semua itu karena banyak orang terkadang menjadikan kata-kata itu menjadi sangat sama. dengan istilah sahabat menikung sahabatnya sendiri bahkan dalam sinetron dan ftv yang sering kita tonton secara tak langsung kita belajar .
aku pernah menarik kesimpulan tentang arti sahabat, ya bagiku sahabat adalah teman yang selalu ada disamping kita walau sikap kita tidak mengenakkan, menegur dengan cara halus bukan menghakimi pada saat kita salah, dan seseorang yang membuat kita sulit sekali marah juga membuat kita selalu percaya dan menceritakan apapun .
namun kalo definisi itu hampir benar bagaimana dengan sahabat yang menikung sahabatnya sendiri ? bukan kah sahabat itu yang selalu tau diri kita ?
entahlah
aku tak ingin egois karena menurutku mungkin dengan sahabat menikung kita dan dia bahagia dengan itu aku tidak akan mempersoalkannya karena yang paling aku tau kalau kita sudah sayang dengan seseorang bahkan sahabat kita sendiri kita akan sebisa mungkin membahagiakannya karena dengan dia bahagia kita pun akan merasa bahagia ya kan ?
bahagia itu sederhana-